Allah itu tidak perlu dibesar-besarkan sudah Maha Lebih Besar. Juga tidak perlu didramatisasi, karena memang sudah seperti itu. Dia juga tidak laba ataupun rugi atas apa saja yang dilakukan oleh manusia. Kalaupun manusia memuji seharusnya dengan kesadaran bahwa ia benar-benar takjub yang proses awalnya melalui penghayatan. Bukan sekedar kata-kata yang keluar dari mulut. Apalagi tujuannya adalah eksploitasi, manipulasi kata-kata hanya untuk sekedar melakukan pencitraan, mobilisasi masa untuk kepentingan golongan atau apalah yang orientasinya bersifat duniawi. Kalau kita melihat keadaan sekarang-sekarang ini kita menemui bahwa Allah beserta firman-firman-Nya hanya diposisikan manusia sebagai puncak keserakahannya. Berbondong-bondong manusia menahan untuk tidak melakukan ini, itu di dunia karena ia mengharapkannya untuk bisa melakukannya di surga kelak dengan proporsi tak terhingga. Imajinasi akan surga hanyalah sebatas imajinasi keduniaan yang dihilangkan batas-batasnya. Diam-di
Memungut butiran-butiran mutiara hikmah kehidupan