Pasrah adalah sesuatu yang secara sekilas terlihat
sepele. Dianggapnya pasrah itu sama dengan tidak melakukan apa-apa. Sama dengan
putus asa. Pasarah sangat berbeda sekali dengan itu semua.
Allah
itu sudah melimpahkan berbagai kenikmatan kepada manusia. Juga kepercayaan yang
penuh kepada manusia, sehingga manusia diberi akal. Tidak ada makhluk lain yang
diberi anugerah berupa akal selain manusia.
Sudah
jelas, karena air mematuhi aturan Allah tentang gravitas membuat air bisa
meresap ke dalam tanah, membuat air bisa mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Sehingga distribusi air menjadi lancar, bisa bermanfaat bagi banyak makhluk.
Sudah jelas, karena seluruh organ tubuh mematuhi aturan-Nya pencernaan menjadi
lancar, peredaran darah lancar, saluran pernafasan lancar.
Pasrah
merupakan kunci utama perhubungan antara manusia dengan Allah. Pasrah kepada
Allah adalah menyerah total kepada Allah. Mengikuti apapun saja yang menjadi
kehendaknya atas diciptakannya diri kita. Untuk mengetahui apa yang menjadi maunya
Allah atas diciptakannya diri kita adalah mendekat kepada-Nya.
Dalam
perhubungannya dengan Allah manusialah yang bermasalah. Permasalahan yang
terkesan sombong tetapi agak menggelikan. Seringkali manusia yang tidak percaya
kepada Allah. Sombong, karena makhluk yang tidak ada sebesar proton apabila
dibandingkan dengan Allah ini kok bisa-bisanya meragukan Allah. Apalagi kalau
bukan sombong namanya. Menggelikan, karena aneh saja masa makhluk yang lemah
dan sangat terbatas kemampuannya ini bisa-bisanya lho menyombongi Sang
Pencipta, Sang Maha Segala.
Mungkin Allah sendiri ya ketawa-ketawa saja melihat kelakuan manusia ini. Karena mau manusia sombong, mau tidak sombong ya sama saja bagi Allah. Tidak menyebabkan apa-apa. Tidak memberikan laba apa-apa. Apalagi rugi.
Mungkin Allah sendiri ya ketawa-ketawa saja melihat kelakuan manusia ini. Karena mau manusia sombong, mau tidak sombong ya sama saja bagi Allah. Tidak menyebabkan apa-apa. Tidak memberikan laba apa-apa. Apalagi rugi.
Itu semua
adalah contoh kepasrahan kepada Allah. Manusia ini memang aneh. Sudah jelas-jelas
ada contohnya yang nyata tetapi tetap saja tidak mau kalau pasrah kepada Allah.
Dikiranya kalau besok pagi bisa makan karena usahanya bukan karena
anugerah-Nya. Dikiranya, kalau ia menjadi orang pandai karena jerih payahnya
bukan karena hidayah-Nya. Oalah, manusia oh manusia. Aneh. Pasrah itu enak, kok
tetap saja ngeyel.
Komentar
Posting Komentar