Suasana kondusif (bukan lemas) di siang hari ketika bulan Ramadlan sangat terasa. Aktivitas berjalan seperti biasanya. Orang-orang memperlihatkan bahwa kegitatan yang berhubungan dengan keduniaan, mengejar materi, kemewahan tidak perlu dijalani melebihi batas kewajaran. Istilah Jawanya sak madya wae . Mungkin hal tersebut ada hubungannya dengan jumlah konsumsi makanan yang dimakan oleh seseorang. Dan menurut saya hal tersebut bukanlah suatu peristiwa perihal kejasmaian saja. Maksudnya, karena makan sedikit kurang tenaga sehingga orang jadi lemas. Bukan seperti itu, tetapi peristiwa psikologis. Makan dalam jumah yang tak terbatas mempengaruhi psikologi seseorang, apakah ia menjadi agresif dalam urusan tertentu atau malah sebaliknya pasif dalam urusan tertentu. Bisa dicek dalam sejarah, orang-orang yang berpengaruh dalam sejarah kebanyakan orang-orang yang lebih sedikit makan. Sehingga pengertian banyak makan banyak tenaga saya kira kurang sesuai dengan kenyataan yang ada. Makan
Memungut butiran-butiran mutiara hikmah kehidupan